Hanya untuk wilayah tertentu..

Jenis-Jenis Kayu dan Kegunaannya

Jenis-Jenis Kayu dan Kegunaannya

Jenis-Jenis Kayu dan Kegunaannya
Jenis-Jenis Kayu dan Kegunaannya

Jenis- Jenis Kayu dan Kegunaannya – Kegiatan penentuan jenis kayu (identifikasi jenis kayu) merupakan salah satu bagian dari rangkaian kegiatan pengujian dalam arti luas yaitu menentukan jenis kayu, mengukur dimensi kayu untuk mendapatkan volume serta menetapkan mutu.   Penentuan jenis kayu pada hakekatnya bukan hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan dalam pelaksanaan pengujian saja, namun amat penting artinya bagi semua pihak baik bagi pemerintah, pihak produsen maupun pihak konsumen.

Terkait dengan kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu berperan penting dalam menentukan besarnya pungutan negara (PSDH dan DR) yang dikenakan.  Pungutan pemerintah tersebut selain didasarkan atas wilayah asal kayu, juga didasarkan atas jenis kayu.    Disamping  secara  langsung   terkait   dengan  kepentingan pemerintah, penentuan jenis kayu memegang peranan penting dalam upaya ikut serta mencegah penyimpangan dimana suatu jenis kayu yang dilarang untuk ditebang/dipasarkan, diperdagangkan secara bebas dengan menggunakan nama lain.
Di pihak produsen, selain untuk memenuhi kewajiban dalam membayar pungutan yang dibebankan pemerintah, kepastian suatu jenis kayu juga penting artinya dalam proses produksi dan pemasaran.  Setiap jenis kayu mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda sehingga dalam pengolahannyapun memerlukan penanganan yang berbeda pula.  Sedangkan bagi konsumen, dengan adanya kepastian jenis kayu, akan lebih memudahkan untuk memilih kayu-kayu yang cocok untuk kepentingannya.

Metode Pengenalan Jenis Kayu

Untuk mengenal/menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa sepotong kecil kayu.  Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras, arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya.
Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat.  Sebagai contoh, kayu jati (Tectona grandis)  memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas). Namun apabila kayu tersebut diamati  dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya.
Demikian juga untuk kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih lazim dipakai dalam penentuan je-nis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal kayu, yaitu sifat fisik (disebut jugasifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur (disebut juga sifat mikroskopis).  Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis kayu.  Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat struktur dalam menentukan jenis.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan,  pen-ciuman,  perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan alat bantu.
Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :
  • warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,
  • tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
  • arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
  • gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
  • berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
  • kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
  • lingkaran tumbuh,
  • bau, dan sebagainya.
Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan  pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati adalah :
  • Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar.  Pori dapat dibedakan berdasarkan penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi).
  • Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata dengan arah longitudinal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang,  parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah dibanding dengan warna sel sekelilingnya.  Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori) dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
  • Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal.  Dengan mempergunakan loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya.  Jari-jari dapat dibedakan berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
  • Saluran interseluler  adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu, tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp), keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang, dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh lebih kecil.
  • Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
  • Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya terlihat pada bidang tangensial.  Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
  • Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu.  Jenis-jenis kayu yang sering memiliki gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api (Avicennia spp).
Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur kayu daun jarum.  Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-kayu daun lebar.Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya.  Apabila dengan cara tersebut belum dapat ditetapkan jenis kayunya, maka terhadap kayu tersebut dilakukan pemeriksaan sifat strukturnya dengan mempergunakan loupe.
Untuk memudahkan dalam menentukan suatu jenis kayu, kita dapat mempergunakan kunci pengenalan jenis kayu. Kunci pengenalan jenis kayu pada dasarnya merupakan suatu kumpulan keterangan tentang sifat-sifat kayu yang telah dikenal, baik sifat struktur maupun sifat kasarnya.  Sifat-sifat tersebut kemudian didokumentasikan dalam bentuk kartu (sistim kartu) atau dalam bentuk percabangan dua (sistem dikotom).
Alat pengukur kadar air kayu
Pada sistem kartu,  dibuat kartu dengan ukuran tertentu (misalnya ukuran kartu pos). Disekeliling kartu tersebut dicantunkan  keterangan sifat-sifat kayu, dan pada bagian tengahnya tertera nama jenis kayu. Sebagai contoh, kayu yang akan ditentukan jenisnya,  diperiksa sifat-sifatnya. Berdasarkan sifat-sifati tersebut, sifat kayu yang tertulis pada kartu ditusuk dengan sebatang kawat dan digoyang sampai ada kartu yang jatuh.  Apabila kartu yang jatuh lebih dari satu kartu, dengan cara yang sama kartu-kartu itu kemudian ditusuk pada sifat lain sesuai dengan hasil pemeriksaan sampai akhirnya tersisa satu kartu.  Sebagai hasilnya, nama jenis yang tertera pada kartu terakhir tersebut merupakan nama jenis kayu yang diidentifikasi. Dikotom berarti percabangan, pembagian atau pengelompokan dua-dua atas dasar persamaan sifat-sifat kayu yang diamati.   Kayu yang akan ditentukan jenisnya diperiksa sifat-sifatnya, dan kemudian dengan mempergunakan kunci dikotom, dilakukan penelusuran sesuai dengan sifat yang diamati sampai diperolehnya nama jenis kayu yang dimaksud.
Kunci cara pengenalan jenis kayu di atas, baik sistem kartu maupun dengan sistem dikotom, keduanya mempunyai kelemahan.  Kesulitan tersebut adalah apabila kayu yang akan ditentukan jenisnya tidak termasuk ke dalam koleksi.  Walaupun sistem kartu ataupun sistem dikotom digunakan untuk menetapkan jenis kayu, keduanya tidak akan dapat membantu mendapatkan nama jenis kayu yang dimaksud.   Dengan demikian, semakin banyak koleksi kayu yang dimiliki disertai dengan pengumpulan mengumpulkan sifat-sifatnya ke dalam sistem kartu atau sistem dikotom, akan semakin mudah dalam menentukan  suatu jenis kayu.
Alat pengukur kadar air kayu
TEKNOLOGI BAHAN KAYU
  Di dalam teknologi bahan kayu ini terlebih dahulu akan dibahas masalah struktur kayu, ini penting diketahui adalah untuk menentukan bagian kayu yang mana yang baik untuk pembuatan karya dan bagian-bagian kayu yang mana saja yang tidak baik dalam pengerjaan karya ukir maupun karya kriya.

Stuktur Kayu

          Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-selini tersusun atas selulosa dan diikat menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin.Arah sumbu panjang ini diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.
Penampang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Kulit Luar (outer bark )
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.
  • Kulit Dalam ( bast )
Bagian ini  lunak dan basah,    untuk mengangkut bahan  makanan dari daun ke bagian dari tumbuhan.
  • Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel kayu.
  • Kayu Gobal ( sapwood )
       Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan dari tanah ke daun.
  • Kayu Teras ( heartwood )
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah kayu gubal. Perubahannya menjadi kayu teras terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umunya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya. Dibanding kayu gubal, kayu teras inilah yang diambil dan dimanfaatkan sebagai ‘kayu’ untuk keperluan bangunan, mebelair, dan lain sebagainya.
  • Hati ( pith )
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
  • Jari-jari Teras ( rays )
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk menyimpan dan peralihan bahan makanan
Kepadatan Kayu
          Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin ringan kayu semakin kurangkepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. Begitu juga sebaliknya.
a.      Berat Jenis
     Adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar air sekitar 15%.
b.     Kekuatan Kayu
Pada umumnya dapat dikatakan, kayu yang berat sekali, juga disebut kuat sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknislain pada kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya. Walaupun demikian ada factor lain yang mempengaruhi kekuatan kayu, yaitu susunan dari kayu tersebut.

 Sifat dan Jenis Kayu

Menurut jenisnya kayu di bagi menjadi dua yaitu:
a.      Kayu Berdaun Jarum ( Konifer )
Yang termasuk dalam kategori kayu berdaun jarum seperti
Kayu Agatis ( damar, damar pilau ), kayu melur (kayu putri, kayu cina, kayu embun, jamuju ), Tusam ( hujam, pinus,markus, pine, sumatera pine )
b.     Kayu Berdaun Lebar
Yang termasuk kayu yang berdaun lebar antara lain: Kayu balsa, kayu jatu, kayu cendana, bungur, dan sebagainya.

Sifat-sifat Kayu

Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
  1. Kelas Kayu Istimewa
  2. Kelas Kayu Awet
  3. Kelas Kayu Cukup Awet
  4. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet
Kelas Kayu Istimewa
Yang termasuk kayu jenis kelas awet antara lain :
  1. Kayu Balsa
  2. Kayu Jati
  3. Kayu Ebony
  4. kayu Cendana
  5. Kayu Salimuli, dsb.
Kelas Kayu Awet
Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :
  1. Kayu Rengas
  2. Kayu Cempaka
  3. Kayu Gofasa
  4. Kayu Sono Kembang
  5. Kayu Ulin
  6. Kayu Bungur, dsb
Kelas Kayu Cukup Awet
Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :
  1. Kayu Mahoni
  2. Kayu Sindur
  3. Kayu Sungkai
  4. Kayu Meranti Merah, dsb
Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet :
Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain :
  • Kayu Jelutung
  • Kayu Medang
  • Kayu Surian
  • Kayu Durian, dsb
 Jenis-jenis Kayu yang Baik Untuk Pekerjaan Mengukir.
          Jenis kayu yang baik untuk pekerjaan mengukir adalah jenis kayu yang memiliki serat yang halus dan padat, seratnyalurus, tidak banyak mata kayunya, dan kembang susutnya sedikit. Berikut adalah jenis kayu yang biasa di gunakan untukPekerjaan mengukir atau mebel.
  1. Kayu Jati : Kayu jati ini banyak di gunakan untuk perabot rumah tangga dan pekerjaan mengukir, karena sifatnya yang renyah ( mudah dikerjakan ) seratnya padat dan tidak mudah di serang hama kayu. Kayu jati apabila sudah tua berwarna coklat muda, jika telah lama terkena sinar matahari dan udara warnanya menjadi sawo matang.
  2. Kayu Mahoni : Jenis kayu ini juga memiliki serat yang padat dan jarang mata kayunya, kayu mahoni juga bagus untuk pekerjaan perabot rumah tangga dan kerajinan ukir. Sifat kayu ini sedang dalam pengerjaanya, kembang susutnyasedang, tekstur dan daya retaknya sedang.
  3. Kayu Sono  keling : Kayu sono keling juga bagus untuk kerajinan ukir, serat kayunya padat. Sifatnya kayunya agakkeras dan cukup liat. Warna kayu coklat kehitam-hitaman.
  4. Kayu Ebony : Sebenarnya kayu ini juga bagus untuk pekerjaan mengukir, namun karena sifat kayunya yang mudah retak dan kembang susutnya yang cukup tinggi maka perlu penanganan yang lebih ekstra. Kayu ini berwarna hitamkelabu diselang-seling warna lebih muda.
  5. Kayu Balsa : Warna kayu putih keabu-abuan, pengerjaannya mudah karena tidak terlalu keras, serat kayu lurus bergelombang atau berpadu dengan tekstur yang sangat halus, maka kayu ini cocok untuk seni ukir.
  6. Kayu Rengas : Istilah lain kayu ingas, jingah, umpah. Kayu ini berwarna coklat merah darah kekuning-kuningan dengangaris-garis gelap atau kuning. Sifat kayu ini sedang sampai keras sehingga agak sulit dalam pengerjaannya, kembangsusutnya kecil tapi kelemahan kayu ini daya retaknya terlalu tinggi, serat lurus terpadu sementara teksturnya agakkasar.
  7. Kayu Jelutung : Kayu ini berwarna putih atau kekuning-kuningan, mudah dikerjakan, kembang susutnya kecil, seratnya lurus dan teksturnya agak halus dan merata.
  8. Kayu Surian : Warna kayu merah daging mudah dikerjakan kelemahan kayu ini adalah daya retak dan kembang susutnya besar, seratnya lurus, bergelombang dengan tekstur agak halus
  9. Kayu Sono Kembang : Warna kayu ini kuning / coklat tua, mudah dikerjakan daya kembang susutnya kecil dan daya retaknya kecil teksturnya halus sampai dengan agak kasar dan seratnya lurus, berpadu, atau bergelombang.

Alat pengukur kadar air kayu

Jenis-Jenis Kayu dan Kegunaannya

3.5/5 (2)

Nilai Kualitas Konten / Produk :

Klik untuk permintaan penawaran dan atau kontak kami langsung!

One comment

  1. KRESNA APRILIANSYAH

    OKE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.